Materi P5 (Projek Penguatan Profil Pelajar Pancasila)
Pemantapan dan Penentuan Harga

By Bp. Ngadimin 07 Mar 2023, 10:00:01 WIB Pendidikan
Materi P5 (Projek Penguatan Profil Pelajar Pancasila)

Gambar : Foto Siswa Saat Kegiatan P5 Berlangsung


PEMANTAPAN PRODUK SEBELUM DIPASARKAN

1.  Sesuaikan dengan Kemampuan dan Minat

Meski berbisnis itu acuannya pada peluang dan keuntungan, bukan tidak mungkin hal ini berawal dari  minat  dan kemampuanmu.  Contohnya  saja  seseorang  yang  hobi  masak,  lalu  sukses  membuka usaha catering harian  untuk  anak kos.  Kesuksesannya  dalam  berbisnis  berawal  dari  kemampuan  dan minatnya dalam memasak.
Kamu pun bisa demikian, coba tanyakan pada diri sendiri hal apa yang kamu sukai. Apakah mengolah aneka masakan, keterampilan membuat sesuatu, atau justru di bidang seni . Kalau kamu memulai sesuatu
dari hal yang disuka, maka kemungkinan besar untuk bertahan saat ada kendala pun bakal besar.

2.  Pastikan Ketersediaan Produk

Cara memantapkan produk yang akan dijual berikutnya adalah memastikan ketersediaannya dalam jangka panjang. Entah itu ketersedian dalam bentuk jadi maupun bahan baku pembuatannya.
Sebagai contoh, kamu menjual kue ulang tahun dengan bahan-bahan premium kualitas terbaik, bahkan tepungnya pun khusus dari merek A. Kalau kamu sudah sedetail itu memilih bahan baku, maka pastikan ketersediaannya dalam jangka waktu panjang agar kualitas kue ulang tahun yang kamu jual tidak menurun. Begitu pun kalau kamu menjual makanan lain, baarang hasil keterampilan, seni pertunjukan dan lainnya.
Pastikan produknya bukan yang terbatas agar bisnismu terus berjalan.

3.  Minta Feedback ke Orang Terdekat

Apakah produkmu sudah layak jual dengan kualitas terbaik dan sesuai dengan yang dibutuhkan oleh pasar?   Hal   itu   bisa   kamu   tanyakan   ke   pembeli   maupun   orang   terdekat.   Minta   pelanggan memberikan feedback dari  pengalaman  belanja  mereka  di  tokomu,  bisa  berupa review produk  maupun kritik dan saran.

“bentuknya sudah bagus, oke, modelnya sesuai gambar, tapi sayang pewarnaannya masih kurang rapi.”

Review seperti  ini  bakal  jadi feedback bagus  untuk  bisnismu  di  kemudian  hari.  Jangan  ragu  pula meminta feedback dari keluarga maupun teman terkait bisnismu agar mereka bisa memberikan saran dan inovasi segar.

4.  Berikan Inovasi dari Produk yang Sudah Ada

Kalau  kamu  memilih  produk  yang  sudah  sangat  umum  dijual,  maka  tambahkan  inovasi  agar berbeda dari yang lain. Contohnya, orang jualan soto manggala sudah banyak, lalu apa yang membedakan soto manggalamu dengan yang lain? Apakah bahan, harga, atau rasa? Kamu perlu cari keunikan dan
inovasi dari bisnismu agar terlihat unggul dari lainnya.

5.  Jangan Ikuti Ego

Saat  menentukan  produk  yang dijual,  jangan  menuruti  ego  atau keinginan  pribadi.  Singkirkan egomu untuk menjual suatu produk tertentu jika memang itu tidak mendatangkan keuntungan. Lihat produk apa yang benar-benar laku meskipun secara pribadi kamu kurang suka dengan produk tersebut.
Egomu terkadang bisa menghalangi perkembangan bisnis, oleh karena itu belajarlah untuk mengesampingkan ego di waktu-waktu tertentu. Terimalah fakta bahwa produk B lebih mendatangkan keuntungan  daripada  produk  A  yang  kamu  jagokan untuk  laris.  Dengan  begitu,  bisnismu  akan  terus berjalan dan tidak terhambat oleh ego pribadi. 

PENENTUAN HARGA JUAL PRODUK

Harga adalah suatu mekanisme pengendalian suatu jumlah besaran mata uang yang harus dibayarkan atau dikeluarkan oleh konsumen sebagai pelaku dalam mendapatkan produk atau jasa. Dan untuk penentuan besaran harga yang tepat tentunya diperlukan strategi penetapan harga yang baik.


Strategi  penetapan  harga memang sangatlah penting,  dengan  menerapkan  harga  yang sesuai  dan  pas, tentunya akan lebih mempermudah sebuah perusahaan dalam bersaing dengan pesaing atau kompetitornya. Untuk menetapkan harga harus memepertimbangkan beberapa faktor yang ada, sehingga tidak mempersulit konsumen dalam bertransaksi. Menetapkan harga yang tepat tidak terlepas dari perhitungan menyeluruh barang atau layanan yang akan Anda jual ke pembeli/pelanggan.

Strategi penetapan harga juga dapat berperan sebagai alat penentu kualitas. Karena dengan adanya hal tersebut konsumen lah yang akan memberikan penilaian tentang manfaat dari atau pantas tidaknya harga yang ditetapkan terhadap barang tersebut. Hal ini tentu juga sangat penting bagi kelangsungan pamor perusahan, sehingga tidak boleh salah dalam mematok strategi penetapan harga

Dalam praktiknya strategi penetapan harga, pasti berbeda-beda, tergantung produsen yang mengelolanya. Harga merupakan hasil pendefinisian sebuah produk dengan menggunakan nilai mata uang

1. Skim The Cream

Strategi penetapan harga yang satu ini dianjurkan jika dalam penerapannya tidak memiliki pesaing, atau tidak ada produk atau jasa yang sejenis. Sehingga bisa dikatakan, cara yang satu ini adalah cara yang digunakan jika keadaannya longgar, atau nyaris tanpa pesaing.

Langkahnya adalah dengan menetapkan harga yang paling tinggi, sehingga laba yang diperoleh akan sangat maksimal.


2. Penetration

Strategi penetapan harga ini diklaim cukup berani. Dalam praktiknya langkah yang satu ini adalah dengan mematok harga yang paling rendah, sehingga segmen pasar akan beralih terhadap harga pasar yang paling rendah. Cara yang satu ini digunakan jika keadaan pasar dalam mode persaingan ketat, atau telah berada pada titik jenuh.


Yang perlu diperhatikan dalam strategi penetapan harga yang satu ini adalah jangan sampai menetapkan harga di harga kisaran jauh sangat rendah, karena dampak dan akibatnya bisa fatal, jika terlalu rendah mematok harga, hal terburuk yang bisa terjadi adalah kebangkrutan suatu produsen atau perusahaan terkait.


Jadi  penetapannya  harus  sesuai  dengan  biaya  yang  dikeluarkan  ,agar  tetap  mendapatkan  laba  untuk produksi kembali.


Metode Menetapkan Harga

Seperti yang telah dijelaskan di awal, bahwa strategi penetapan harga di setiap produsen pastilah berbeda- beda. Jadi satu produsen dengan produsen lainnya pastilah berbeda-beda. Pada kenyataanya, harga merupakan  suatu  variabel  yang telah disepakati  bersama bahwa kaitannya sangat  erat  dengan  sebuah perusahaan atau produsen tertentu. Ada beberapa metode penetapan harga yang wajib diketahui.


1. Menetapkan Biaya Harga Plus

Pada hakikatnya, penetapan harga biaya plus adalah sebuah metode yang lazim digunakan oleh setiap perusahaan atau produsen. Penerapan metode atau cara yang satu ini adalah dengan menentukan harga jual dengan berpedoman kepada hitungan jumlah keseluruhan biaya yang digunakan. Setelah itu ditambah dengan satuan jumlah tertentu guna menutupi laba atau kerap disebut dengan margin. 
Sehingga dalam menetapkan harga dengan cara ini, perusahaan akan selalu berpedoman kepada biaya keseluruhan produksi. Tentu saja fungsi utamanya adalah sebagai langkah untuk mendapatkan laba sebesar- besarnya.


2. Mark Up

Metode yang satu ini cukup sederhana yaitu dengan menetapkan harga jual suatu unit dengan berpedoman pada harga pokok di awal pembelian yang kemudian dikalkulasikan dengan beberapa jumlah tertentu atau disini disebut dengan mark-up.


Dengan metode mark up, perusahaan atau produsen terkait akan selalu melihat harga awal suatu produk, dengan  begitu langkah  menetapkan  harga  selanjutnya  adalah  dengan  menaikkannya  sebesar  beberapa persen dari harga awal.


Penetapan harga tersebut juga telah berdasarkan dengan biaya-biaya tambahan lainnya, dengan begitu keadaan harga akan tetap standar tanpa ada kenaikan harga secara berlebihan.


Misalnya, kamu adalah penjual jus buah. Kamu membutuhkan Rp7 ribu untuk membeli bahan-bahannya. Selain itu, kamu ingin punya keuntungan sebesar Rp 5 ribu.
Ini berarti, harga penjualan jus = Rp 7.000 + Rp 5.000 = Rp 13.000.

3. Penetapan Harga BEP

Break Even Point (BEP), yaitu dengan menetapkan harga jual dengan berdasarkan kepada total biaya pengeluaran dan hasil yang diterima secara keseluruhan. Jika dilihat dari pengertiannya tentunya produsen atau perusahaan yang menerapkan cara ini tidak akan mendapat keuntungan, namun di lain sisi juga tidak mendapat kerugian dan menemukan keseimbangan pasar.


4. Berdasarkan Pesaing

Tentu saja tidak hanya berpedoman dari lingkup personal, dalam menetapkan harga jual, bisa juga dengan berpedoman atau menetapkannya dengan harga dari pesaing. Dengan adanya kompetitor tentu saja dapat memepertimbangkan  untuk memberikan  harga  dibawah  harga  pasar,  tujuan  utamanya  adalah  untuk mendapat mangsa pasaran.


Dalam menetapkan harga dengan patokan kompetitor bukan  berarti perusahan atau produsen tertentu ingin menjatuhkan lawannya. Walaupun kesannya terlihat begitu namun pada kenyataannya, yang dilakukan adalah  sebagai  patokan,  dimana penetapan  harga  terjadi  dengan  langkah  mengawasi  harga  jual  para pesaing.


Yang perlu diperhatikan  adalah jangan terlalu mematok harga paling rendah, karena dampaknya bisa merusak harga pasar, dan juga dapat membuat perusahaan atau produsen terkait malah mendapat kerugian. Hal  tersebut  bisa  saja  terjadi  jika terlalu  mengedepankan  untuk  mendapat  banyak  konsumen  atau pelanggan.


5. Berdasarkan Permintaan Pasar

Konsumen adalah raja, tentu pengandaian tersebut adalah benar faktanya. Dalam menetapkan harga jual pun produsen atau perusahaan juga selalu mendengarkan apa yang diinginkan konsumen. Sehingga dalam menetapkan harga jual tentu saja memperhatikan keluh kesah konsumen. Strategi menetapkan suatu harga ini merupakan umum digunakan bagi para pelaku produksi maupun jasa.


Tujuan utama dari mendengarkan konsumen adalah untuk memikat hati konsumen, sehingga tidak akan beralih ke produk lain. Tentu saja saat mendengarkan apa yang diinginkan konsumen, produsen atau pihak perusahaan terkait tidak boleh asal-asalan memberikan produk. 
Harus tetap berikan kualitas serta kuantitas yang terjamin dan terjaga untuk menghindari ketidakpuasan konsumen. Sekali saja konsumen merasa tidak puas, maka bisa dipastikan konsumen tersebut tidak akan kembali bahkan hal terburuk adalah tidak mendapatkan pelanggan atau konsumen sama sekali.


6.   Bundle Princing

Pernahkah kamu melihat skema penjualan seperti di bawah ini:
•       harga kaus: Rp100.000
•       harga celana: Rp75.000
•       jika beli kaus dan celana: Rp150.000
Nah, strategi yang digunakan dalam penetapan harga itu adalah bundle pricing.
Kamu menjual dua produk yang terpisah. Akan tetapi, saat digabung, harganya menjadi lebih murah. Strategi ini ternyata bisa mempercepat penjualan, lho. Harga yang terasa lebih murah tentu membuat siapa pun tertarik.
Sayangnya, harga penjualanmu jadi menurun. Ini tentu mengancam angka keuntungan bersihmu.
Meski begitu, kamu tak perlu khawatir. Jika banyak calon pelanggan yang terpikat dengan harga bundling, kamu tetap bisa memaksimalkan keuntungan.

7.  Psychological Princing
Adalah strategi penentuan harga yang dilakukan oleh perusahaan dengan upaya agar harga tersebut
terlihat lebih murah bagi konsumen. Tujuan dari strategi ini adalah untuk memenuhi kebutuhan psikologis konsumen, seperti menghemat lebih banyak uang
a.  Price Charm

Adalah menimbulkan ilusi pada konsumen bahwa suatu harga lebih murah dari harga sebenarnya. Penulisan harga Rp99.999, bukan Rp100.000, ternyata memiliki dampak, lho. Angka Rp.99.999 akan terasa lebih terjangkau.
Jika ingin memberi kesan harga murah, kamu bisa menggunakan strategi ini. Ia menuntutmu menulis harga dengan akhiran angka ganjil, bukannya angka bulat.

b.  Even Princing

Strategi even pricing merupakan kebalikan dari odd pricing. Kamu menuliskan harga Rp100.000, bukannya Rp99.999.
Ketika kamu menuliskan harga dengan angka bulat, kesan mewah dan prestisius dari produkmu bisa makin menonjol.

c.   BOGOF/Perhitungan  (Innumerasi)

BOGOF merupakan singkatan dari buy one get one free. Dalam bahasa Indonesia, ia disebut dengan beli satu gratis satu atau beli 3 diskon 50% dan lain-lain.
Layaknya bundle pricing, strategi ini bisa mempercepat penjualan. Jika tak berhasil, ia juga justru bisa menurunkan laba bersih. 

MACAM-MACAM DAN CARA PENGEMASAN


Kemasan dapat digolongkan berdasarkan beberapa hal antara lain:


1.   Frekuensi Pemakaian

Ø  Kemasan Sekali Pakai (Disposable), yaitu kemasan yang langsung dibuang setelah satu kali pakai. Contohnya bungkus plastik es, bungkus permen, bungkus daun, karton dus,  makanan kaleng.


Ø   Kemasan  yang  Dapat  Dipakai  Berulang  Kali  (Multi  Trip),  seperti  beberapa  jenis botol minuman (limun, bir) dan botol kecap. Wadah-wadah tersebut umumnya tidak dibuang oleh konsumen, akan tetapi dikembalikan lagi pada agen penjual untuk kemudian dimanfaatkan ulang oleh pabrik.


Ø  Kemasan yang Tidak Dibuang (Semi Disposable). Wadah-wadah ini biasanya digunakan untuk kepentingan lain di rumah konsumen setelah dipakai, misalnya kaleng biskuit, kaleng susu, dan berbagai jenis botol. Wadah-wadah tersebut digunakan untuk penyimpanan bumbu,  kopi, gula, dan sebagainya.


2.   Struktur Sistem Kemas Berdasarkan letak atau kedudukan suatu bahan kemas di dalam system kemasan keseluruhan dapat dibedakan atas :

Ø  Kemasan Primer, yaitu bahan kemas langsung mewadahi bahan pangan (kaleng susu, botol minuman, bungkus tempe)


Ø  Kemasan Sekunder,  yaitu kemasan  yang fungsi utamanya melindungi kelompok kemasan  lainnya, seperti  misalnya  kotak  karton  untuk  wadah  kaleng  susu,  kotak kayu untuk  wadah buah-buahan yang dibungkus, keranjang tempe, dan sebagainya.


Ø  Kemasan Tersier dan Kuartener, yaitu apabila masih diperlukan lagi pengemasan setelah kemasan primer, sekunder dan tersier. Umumnya digunakan sebagai pelindung selama pengangkutan.


3.   Sifat Kekakuan Bahan Kemas

Ø Kemasan fleksibel, yaitu bila bahan kemas mudah dilenturkan, misalnya plastik, kertas, foil.


Ø  Kemasan kaku, yaitu bila bahan kemas bersifat keras, kaku, tidak tahan lenturan, patah bila dipaksa dibengkokkan. Misalnya  kayu,  gelas, dan logam.


Ø   Kemasan  semi  kaku/semi  fleksibel,  yaitu  bahan  kemas  yang  memiliki  sifat-sifat  antara  kemasan fleksibel   dan   kemasan   kaku,   seperti botol  plastik (susu, kecap, saus)   dan   wadah   bahan   yang berbentuk pasta.


4.   Sifat Perlindungan Terhadap Lingkungan

Ø  Kemasan Hermetis, yaitu wadah yang secara sempurna tidak dapat dilalui oleh gas, misalnya kaleng dan botol gelas.


Ø  Kemasan Tahan Cahaya, yaitu wadah yang tidak bersifat transparan, misalnya kemasan logam, kertas dan foil. Kemasan ini cocok untuk bahan pangan yang mengandung lemak dan vitamin yang tinggi, serta makanan yang difermentasi.


Ø   Kemasan  Tahan  Suhu  Tinggi,  jenis  ini  digunakan  untuk  bahan  pangan  yang  memerlukan proses pemanasan, sterilisasi, atau pasteurisasi. 
 

5.   Tingkat Kesiapan pakai

Ø  Wadah Siap Pakai, yaitu bahan kemas yang siap untuk diisi dengan bentuk yang telah sempurna sejak keluar dari pabrik. Contohnya adalah wadah botol, wadah kaleng, dan sebagainya.


Ø  Wadah Siap Dirakit atau disebut juga wadah lipatan, yaitu kemasan yang masih memerlukan tahap perakitan sebelum pengisian, misalnya kaleng dalam bentuk lempengan dan silinder fleksibel, wadah yang terbuat dari kertas, foil atau plastik.


Macam-macam Bahan kemasan:

1.   Kain Blacu

•          Digunakan untuk mengemas bahan pangan tepung, seperti tepung terigu atau tepung tapioka.
Dibuat dalam bentuk kantung-kantung yang berkapasitas 10 – 50 kg.
•    Kelebihannya  adalah  tidak  mudah  sobek/  kuat  kainnya,  flesibel,  mudah  dicetak  dan  murah harganya.
•    Kelemahannya : memiliki permiabilitas udara yang jelek dan tidak kedap air.

2.   Kertas

•    Kertas “greaseproof” : dapat digunakan sebagai pengemas utama mentega, margarin, daging, kopi, dan gula-gula. Mirip kertas karton namun memiliki kekedapan terhadap perembesan lemak.
•    Kertas “glassine” : dibuat 80% dari kertas greaseproof namun memiliki ketahanan terhadap udara dan lemak yang kuat, permukaanya halus, serta mengkilat. Sering digunakan untuk mengemas roti yang berkadar lemak tinggi.
•    Kertas “kraft” : kertas yang dibuat dari bubur sulfat dan kayu kraft (yang berasal dari Swedia dan Jerman). Memiliki sifat yang lebih kuat dari kertas Glassine, sehingga bahan pangan yang dibungkus dengan kertas ini akan tetap kering lebih-lebih bila permukaannya dilem dengan resin. Kertas ini biasanya digunakan untuk mengemas keju di Negara-negara eropa.

3.   Gelas

•    Terbuat dari campuran pasir C2O, soda abu, dan alumina.
•    Bersifat inert (tidak bereaksi dengan bahan pangan)
•    Kuat (tahan terhadap kerusakan akibat pengaruh waktu)
•    Transparan (bentuk dan warna bahan pangan dapat dilihat).
•    Kelemahannya  adalah  mudah  pecah,  tidak  dapat  digunakan  untuk  bahan  pangan  yang  peka terhadap sinar.
•    Agar tidak mudah pecah sebaiknya bagian permukaan gelas dilapisi dengan lilin (wax) dan silika yang halus.

4.   Metal / Logam

•          Bahan yang sering dipakai : Kaleng (tin plate) dan almunium.
•    Tin  plate  adalah  wadah  yang  terbuat  dari  baja  yang  dilapisi  timah  putih  yang  tipis,  bagian dalamnya juga dilapisi dengan lapisan email.
•    Lapisan email tersusun atas senyawa oleoresin, fenolik, vinil, dan lilin. Fungsi email adalah untuk mencegah korosi dan mencegah kontak antara metal dengan bahan pangan. Misal email fenolik digunakan untuk melapisi kaleng pengemas bahan ikan dan daging.

5.   Aluminium

•       Aluminium memiliki keuntungan sebagai bahan pengemas, yaitu memiliki berat yang lebih ringan dibanding baja.
•       Aluminium juga mudah dibentuk sesuai keinginan.
•       Aluminium lebih tahan korosi karena bisa membentuk aluminium oksida.
•      Kelemahan aluminium adalah mudah berlubang dibanding baja dan lebih sukar disolder sehingga sambungan kemasan  tidak benar-benar rapat. 
 

6.   Plastik
Penggunaan plastik dalam pengemasan sebenarnya sangat terbatas tergantung dari jenis makanannya.
elemahan plastik adalah tidak tahan panas, tidak hermetis (plastik masih bisa ditembus udara melalui pori-pori plastik), dan mudah terjadi pengembunan uap air didalam kemasan ketika suhu turun.

Jenis plastik yang digunakan dalam pengemasan antara lain : polietilen, cellophan, polivinilklorida (PVC),  polivinil  dienaklorida  (PVDC),  polipropilen,  poliester,  poliamida,  dan  polietilentereptalat (PET).


•    Polietilen : adalah jenis plastik yang harganya paling murah dan memiliki beberapa varian antara lain    :    Low    Density    Polyetilene    (LDPE),    High    Density    Polyetilene    (HDPE),    dan Polietelentereptalat (PET). Polietilen memiliki sifat kuat bergantung variannya, transparan, dan dapat direkatkan dengan panas sehingga mudah dibuat kantong plastik.
•    Cellophan : sebenarnya terbuat dari serat selulosa yang disulfatasi. Cellophan dapat dipergunakan untuk membungkus sayuran, daging, dan beberapa jenis roti. Cellophan yang dilapisi nitroselulosa mempunyai sifat yang tahan terhadap uap air, fleksibel, dan mudah direkatkan dengan pemanasan. Cellophan yang dilapisi PVDC tahan terhadap uap air dan kedap oksigen sehingga baik untuk mengemas makanan yang mengandung minyak atau lemak.
•          Polivinilklorida (PVC) : jenis plastik yang kuat, namun memiliki kelemahan yaitu dapat berkerut
(Shrinkable) dan sering digunakan untuk mengemas daging atau keju.
•          Polivinildienaklorida (PVDC) : jenis plastik yang kuat, tahan terhadap uap air dan transmisi udara.
Sering dugunakan dalam pengemasan keju dan buah-buahan yang dikeringkan.

7.  Edible film

Edible film adalah bahan pengemas organik yang dapat dimakan sekaligus dengan bahan pangan yang dikemasnya, biasa terbuat dari senyawa polisakarida dan turunan lemak. ahan yang digunakan antara lain polisakarida yang berasal dari rumput laut (agarose, karaginan, dan alginat), polisakarida pati, amilosa film, gelatin, gum arabik, dan turunan monogliserida. Contoh pengemasan edible film adalah pada sosis, permen, kapsul minyak ikan, sari buah dan lain-lain.

8.   Karton

Karton sebenarnya merupakan bagian dari kertas namun lebih sering berfungsi sebagai wadah luar atau sebagai penyokong wadah utama dalam pengemasan bahan pangan agar lebih kuat, dan rigid. arton memiliki kelebihan antara lain elastisitas lebih baik dibanding kayu, dapat dicetak pada permukaannya, dapat dikerjakan secara masinal, pemakaiannya mudah, dan dapat dilipat sehingga tidak memerlukan ruang luas.

Bahan Pengemas Tradisional:

a. Daun

Digunakan secara luas, bersifat aman dan bio-degradable, yang biasanya berupa daun pisang, daun jati, daun bambu, daun jagung dan daun palem. Lebih aman digunakan dalam proses pemanasan dibanding plastik.

Cara Pengemasan :

•  Secara manual, dengan menggunakan tangan tanpa bantuan alat/mesin. Contohnya : membungkus tempe dengan daun atau plastik, kembang gula, membungkus teh dalam kemasan kertas, dan sebagainya.
• Semi mekanik, menggunakan tangan dengan dibantu peralatan tertentu, misalnya menutup botol kecap/minuman, penggunaan heat sealer untuk merekatkan plastik.
•   Mekanis, dengan mesin kemas yang digerakkan oleh tenaga listrik/motorberkecepatan tinggi.
Umumnya proses pengemasan bersamaan dengan proses pengisian bahan dalam satu unit mesin seperti pengisian botol minuman ringan, obat-obatan, dan sebagainya.
 




Write a Facebook Comment

Komentar dari Facebook

View all comments

Write a comment